- Wednesday, November 12, 2014

Makna Dua Kalimat Syahadat serta Kandungannya

مَعْنَى الشَّهَادَتَيْنِ
Makna Dua Kalimat Syahadat

Rukun Islam terdiri daripada lima perkara :
  • Mengucap dua kalimat syahadat dan menerima bahwa Allah itu tunggal dan Nabi Muhammad SAW itu rasul Allah.
  • Menunaikan shalat lima waktu sehari.
  • Mengeluarkan zakat.
  • Berpuasa pada bulan Ramadan.
  • Menunaikan Haji bagi mereka yang mampu.

Rukun pertama merupakan bersaksi tidak ada ilah yang berhak disembah secara hak melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Syahadat (persaksian) ini memiliki makna mengucapkan dengan lisan, membenarkan dengan hati lalu mengamalkannya melalui perbuatan. Adapun orang yang mengucapkannya secara lisan namun tidak mengetahui maknanya dan tidak mengamalkannya maka tidak ada manfaat sama sekali dengan syahadatnya.
Syarat syahadat adalah sesuatu yang tanpa keberadaannya maka yang disyaratkannya itu tidak sempurna. Apabila seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa memenuhi syarat-syaratnya, bisa dikatakan syahadatnya tidak sah.
Syarat syahadat ada tujuh, yaitu:
1)      Pengetahuan
Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Orang yang bersangkutan wajib memahami isi dari dua kalimat yang dinyatakan serta bersedia menerima konsekuensi ucapannya.
2)      Keyakinan
Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari syahadat tanpa sedikitpun ragu terhadap makna tersebut.
3)      Keikhlasan
Ikhlas berarti bersihnya hati dari segala sesuatu yang bertentangan dengan makna syahadat. Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu tidak akan diterima oleh Allah.
4)      Kejujuran
Kejujuran adalah kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Pernyataan syahadat harus dinyatakan dengan lisan, diyakini dalam hati, lalu diaktualisasikan dalam amal perbuatan.
5)      Kecintaan
Kecintaan berarti mencintai Allah dan Muhammad serta orang-orang yang beriman. Cinta juga harus disertai dengan amarah yaitu kemarahan terhadap segala sesuatu yang bertentangan dengan syahadat, atau dengan kata lain, semua ilmu dan amal yang menyalahi sunnah rasulullah.
6)      Penerimaan
Penerimaan berarti penerimaan hati terhadap segala sesuatu yang datang dari Allah dan rasul-Nya, dan hal ini harus membuahkan ketaatan dan ibadah kepada Allah, dengan jalan meyakini bahwa tak ada yang dapat menunjuki dan menyelamatkannya kecuali ajaran yang datang dari syariat Islam. Bagi seorang muslim tidak ada pilihan lain kecuali Al Qur'an dan sunnah rasul.
7)      Ketundukan
Ketundukan yaitu tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah dan Muhammad secara lahiriyah. Seorang muslim yang bersyahadat harus mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangan Allah. Perbedaan antara penerimaan dengan ketundukan adalah bahwa penerimaan dilakukan dengan hati, sedangkan ketundukan dilakukan dengan fisik. Oleh karena itu, setiap orang yang bersyahadat tidak harus disaksikan amirnya dan selalu siap melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupannya.
Pada dua kalimat syahadat tersebut terdapat kalimat “Laa Ilaaha Illallah” yang merupakan kalimat tauhid. Kalimat tauhid berarti “tidak ada Tuhan selain Allah” yang bermakna keesaan Allah SWT. Penjelasan mengenai kalimat tauhid tersebut diturunkan Allah SWT melalui firman-Nya lewat perantara Nabi Muhammad SAW di Mekkah selama periode 13 tahun. Di antara beberapa surah-surah yang menjelaskan keesaan Allah SWT, kali ini dibahas tiga nama Allah SWT:
1)      Al Khaliq
Al Khaliq berarti tiada pencipta selain Allah SWT. Allah menciptakan segala di dunia dan di akherat dengan sempurna. Melalui Al Quran, manusia selalu diingatkan untuk berpikir kepada hal-hal yang terjadi di sekitar kita. Seperti di Surah Al Waqiah ayat 68-70, mengenai air hujan yang Allah turunkan dari langit hingga air yang bisa kita minum. Subhanallah, bahwa Allah tidak menjadikan air tersebut asin seperti air di laut.
2)      Ar Razaaq
Ar Razaaq berarti tidak ada pemberi rezeki selain Allah SWT. Pada Surah Al Isra ayat 31, Allah berfirman agar kita jangan takut anak-anak kita tidak mendapatkan rezeki, karena rezeki dari anak-anak kita adalah sudah dijamin oleh Allah SWT.
3)      Al Hakim
Al Hakim berarti tidak ada pembuat hukum selain Allah SWT. Allah telah membuat ketetapan-ketetapan untuk kita sebagai manusia. Sebagai contoh, perintah Allah mengenai minuman keras tidak turun dalam satu waktu tetapi berangsur-angsur. Firman pertama pada Surah Al Baqarah ayat 219 yaitu bahwa keburukan minuman keras lebih besar daripada manfaatnya. Kemudian turun surah An Nisa ayat 60 yang berisi bahwa janganlah manusia mendekati sholat dalam keadaan mabuk. Terakhir turun pada surah Al Maidah ayat 90, bahwa minuman keras dan judi merupakan perbuatan pengaruh syaitan.


مَدْلُوْلُ الشَّهَادَةِ
Kandungan Syahadat

Arti dari “Asyhadu”:
أشهد أن لاإله إلا الله
و أشهد أن محمدا رسول الله
Penggunaan lafadz “asyhadu” sebagai kata kunci dalam kalimat yang menjadi pintu gerbang Islam itu, tentu bukanlah tanpa sebab, karena ada lafaz lain yang maknanya mirip, misalnya “uqirru” (saya mengakui) maupun “U’linu” (saya memproklamirkan). Tapi toh bukan dua kata itu yang digunakan.
Kata “asyhadu” sendiri sesungguhnya memiliki tiga makna:
1)      Pernyataan  ( اَلإِقْرَارُ )
Iqrar yaitu suatu pernyataan seorang muslim mengenai apa yang diyakininya. Pernyataan ini sangat kuat karena didukung oleh Allah SWT, Malaikat dan orang‑orang yang berilmu (Para nabi dan orang yang beriman). Jika saja seorang mukmin mengatakan “La Ilaaha Illallah”, maka pertama-tama adalah bahwa pernyataan itu harus diucapkan dengan segenap keyakinan dan kesadaran bahwa yang penting dari pernyataan itu adalah pembuktian. Hasil dari ikrar ini adalah kewajiban kita untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang diikrarkan. Oleh karena yang menjadi saksi bagi pernyataan itu adalah Allah sendiri. Allah lebih tahu bahwa Ia adalah Tuhan. Yang oleh karena itu Allah akan menuntut bukti agar hambanya yang mengucapkan pernyataan itu dapat membuktikan bahwa ia meng-Ilahkan Allah dalam setiap sisi kehidupannya. Tidak ada tempat dan waktu yang kosong dari pembuktian bahwa dirinya memang betul memperhamba dirinya kepada Allah. Allah adalah Tuhannya dalam keadaan sedih maupun senang, sendiri ataupun di tengah keramaian, diam atau bicara. Ia sadar dan yakin bahwa Allah adalah Murabbi baginya. Karena Allah adalah rabbul ‘alamin.
Iqrar Syahadah merupakan pernyataan keyakinan seorang hamba mukmin terhadap pemeliharaan Allah terhadap dirinya. Nyaris seluruh sistem dalam tubuhnya langsung dikendalikan oleh kekuatan Rabbul ‘alamin. Sistem peredaran darahnya, debaran jantungnya, pencernaannya dan banyak lainnya langsung tunduk pada sistem rabbaniyah. Itulah kenapa manusia tidak dapat menolak rasa ketuhanan (God Conciousness) yang muncul dalam dirinya. Bahkan itu sudah menjadi fitrah dirinya.

2)      Sumpah  (اَلْقَسَمُ )
Sumpah yaitu pernyataan kesediaan menerima akibat dan resiko apapun dalam mengamalkansyahaadah. Muslim yang menyebut asyhadu berarti siap dan bertanggungjawab dalam tegaknya Islam dan penegakan ajaran Islam.Sebenarnya kesiapan menerima resiko bermula dari keyakinan dan kepahaman mereka terhadap syahadah yang mereka ucapkan. Syahadah adalah agreement antara seorang hamba dengan Tuhannya. Dengan perjanjian itu, Alllah menjanjikan kepada mereka ridho dan syurga-Nya (Qs. 61:10). Namun untuk mendapatkan janji Allah itu mereka harus menyerahkan diri dan hartanya di jalan Allah (Qs.9:111). Penyerahan itu ditandai dengan kesiapan total untuk menjadikan Islam sebagai minhaj al-hayah (Qs. 2:208). Di titik inilah seorang mukmin harus menyadari bahwa akan selalu ada mereka yang tidak rela jika mukmin melakukan ketundukan total kepada Allah. Mereka tidak hanya tidak suka, tapi juga mengumumkan peperangan terhadap Hizb Allah ini. Sunnatullah sudah menunjukkan dimana dalam sejarah pelaku dakwah selalu saja bertemu dengan mereka yang terus menerus menyakiti para da’i fillah. Dalam 13 tahun pertama dakwah Rasulullah Saw dan para sahabat ra di Makkah, tidak ada satu haripun yang menyenangkan. Tapi betapa mencengangkan bahwa ternyata tidak ada berita yang sampai kekita bahwa ada di antara mereka yang murtad karena tidak tahan penyiksaan kaum kuffar. Ada berita Ammar ibn Yasir sempat mengucapkan kalimat kafir karena beratnya penyiksaan yang dilakukan kepada mereka. Namun itu sangat disesali olehnya, sampai akhirnya turun ayat yang memaafkan yang berlaku pada Ammar ibn Yasir itu. Satu hal yang patut ditanya adalah, “kenapa para sahabat ra demikian teguhnya memegang keyakinan mereka itu?” Tentu saja, karena mereka sadar bahwa konsekuensi dari syahadah yang mereka ucapkan adalah kebencian dan permusuhan kaum kuffar terhadap mereka. Dan itu tetap saja mereka tahankan dengan sabar dan tegar (Tsabat) oleh karena mereka tetap berharap janji Allah atas mereka.
Bukan tidak mungkin ada yang tidak tahan memegang syahadah karena beratnya resiko kalimat ini. Mereka masih menyimpan syahwat mereka terhadap dunia dan kesenangannya. Atau juga tidak tahan menghadapi penderitaan di atas jalan dakwah. Akhirnya mereka meninggalkan sebagian atau seluruh keyakinan mereka dan menukarnya dengan kesenangan dunia (tsamanan qalila). Akhirnya mereka melakukan pelanggaran terhadap sumpah. Pelanggaran terhadap sumpah ini adalah kemunafikan dan tempat orang munafik adalah neraka jahanam.

3)      Perjanjian yang Teguh (اَلْمِيْثَاقُ 
Mitsaq yaitu janji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua perintah Allah SWT yang terkandung dalam. Kitabullah maupun Sunnah Rasul. Taat dalam keadaan susah ataupun senang, suka atau tidak suka.
Seorang mukmin mengetahui bahwa syahadah yang sudah diucapkannya harus dibarengi dengan kesungguhan mewujudkannya. Ia sadar bahwa Allah Swt memperhatikannya dalam segala keadaan. Oleh karenanya di saat hatinya merasa lemah (mengalami gejala futur) maka ia bersegera memohon kepada Allah Swt agar diberi ketegaran dan semangat baru dalam menjalankan ketundukannya kepada Allah. Di antara do’a hamba mukmin adalah “Rabbana la tuzi’ qulubana ba’da iz hadaitanaa wahablana min ladunka rahmah innaka antal wahhab” atau juga berdo’a seperti Rasulullah Saw “Ya muqallibal Qulub tsabbit qalbi ‘ala dinika”. 

Jika keimanan sudah direalisasikan secara istiqamah, maka keistiqamahan akan memberikan buah-buah yang luar biasa pengaruhnya dalam diri seorang mukmin.Di antara buah keistiqamahan itu adalah :
A.    Keberanian ( اَلشَّجَاعَةُ )
Keberanian muncul karena keyakinan sebagai hamba Allah SWT yang selalu dibela dan didukung Allah SWT. Tidak takut menghadapi tantangan hidup, siap berjuang untuk tegaknya yang haq (kebenaran). Keberanian juga bersumber keyakinan terhadap qadha’ dan qadar Allah SWT pasti. Tidak takut pada kernatian karena kematian di jalan Allah SWT merupakan anugerah yang selalu merindukannya.Orang yang beristiqamah didukung Malaikat yang akan menjadikannya berani, tenang dan optimis.Sumber keyakinan tentang qadha’ dan qadar yang Menimbulkan keberanian, kecelakaan atau kemudharatan. Hanyalah ketentuan Allah SWT belaka. Kemuliaan merupakan anugerah Allah SVVT bagi orang orang mukmin sehingga mereka tidak takut menyampaikan risalah kebenaran, (yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.
B.     Ketenangan ( اَلاِطْمِئْنَانُ )
Ketenangan berasal dari keyakinan terhadap perlindungan Allah SWT yang memelihara orang-orang mukmin secara lahir dan batin. Dengan senantiasa ingat pada Allah SWT dan selalu berpanduan kepada petunjukNya (kitabullah dan sunnah), maka ketenangan akan selalu hidup di dalam hatinya. Ketenangan dapat diperoleh dengan mengingat Allah SWT Bahkan Allah menyebutkan bahwa hanya mengingat Allah saja hati tenang sedangkan mengingat selain Allah hanya memperoleh ketenangan yang semu. Ketenangan yang diperoleh karena tawakkal terhadap janji perlindungan Allah SWT yang pasti sehingga. timbul pula keberanian menghadapi musuh.‑Ilinu Taimiyah berkata, Apa yang hendak dilakukan musuh,musuhku terhadapku? Sesungguhnya surga aku terletak dihatiku. Dimanapun aku berada Ia selalu bersamaku. Sesungguhnya kematianku adalah syahid. Penjaraku adalah rasa manis, sedangkan Mengusirku bagiku adalah travelling.
C.    Optimis ( اَلتَّفَاؤُلُ )
Optimis meyakini bahwa masa depan adalah milik orang yang beriman. Kemenangan umat Islam dan kehancuran kaum kufar sudah pasti. Mukmin menyadari amal perbuatan yang dilakukannya tidak akan sia sia, melainkan pasti dibalas Allah SWT dengan pembalasan yang sempurna. Optimis bahwa dengan pertolongan Allah SWT tak akan ada yang dapat mengalahkan seperti contoh optimis yang dilakukan oleh para sahabat Rasul di perang Ahdzab.
Tentu saja buah-buah luar biasa itu yang diperoleh melalui keimanan yang istiqamah tidak hanya akan memberi kebahagiaan dunia tapi juga kebahagiaan akhirat. 
Kebahagiaan ( اَلسَّعَادَةُ )
Ketiga hasil istiqamah tadi akan membuat kebahagiaan bagi orang yang memilikinya. jadi hanyasyahaadah sejati dapat menimbulkan sa’adah. Hanya Islam dengan konsep syahaadah yang dapat memberikan kebahagiaan kepada manusia & dunia maupun di akhirat.AI,Quran menyebutkan bahwa orang beriman akan mendapatkan kebahagiaan atau hasanah di dunia ataupun di akhirat




No comments:

Post a Comment

My Video